Kamis, 26 Juli 2012

HUKUM ADAT DESA KERTA BUWANA

DRAFT AWIG-AWIG (HUKUM ADAT)
DESA PEKRAMAN ADAT KERTA BUWANA
KECAMATAN SUNGAI LOBAN KAB.TANAH BUMBU - KALSEL
OM Awignam Asthu Nama Sidham
OM Saraswati Jaya
A.   PEMBUKAAN / PURWAKA
I.              Dasar Hukum : Manawa Dharma Sastra II.12.
“ Wedah Smrtih Sadacarah Suasya ca Priyat Manah. Etak Catur Vidham Prahuh, Saksad Dharmasya Laksanam “.
“  Pustaka Suci Weda adat istiadat miwah Cara Paridabdap Sang Meraya Putus tur Kaheningan Idep Sajroning Pikayun pinaka Catur Margi Ngardi Awig-awig sane Suci “.
II.            Dasar Pemikiran :
1.    Sangat dipandang perlu Desa Pekraman membuat dan mengesahkan Awig-Awig Desa Adat yang nantinya menjadi Acuan Gerak Langkah Kedepan bagi semua Warga Desa Pekraman.
2.    Awig-awig Desa Pekraman mempunyai peran dan kedudukan yang sangat penting dan strategis dalam ajegnya sebuah Desa Pekraman yang menjadi tonggak penopang kukuhnya Ajaran Agama Hindu dalam nafas Adat dan Budaya Bali.
III.           Sumber Acuan :
1.    Sruti / Weda : Sabda atau wahyu Ida Sang Hyang Widi Wasa kepada para Sapta Resi
2.    Smerti : Lontar-lontar tafsir dan Dharma Sastra
3.    Sila : Contoh atau teladan dari Orang Suci, para Resi yang sudah Sujana di dalam Sastra-sastra Weda
4.    Drestha : Adat / Kebiasaan kebiasaan yang baik yang telah diwarisi secara turun temurun di dalam lingkup ruang dan waktu
5.    Atmanastuti : Keheningan idep atau pikiran-pikiran yang tulus iklas mapakardi Jagaditha
IV.          Tujuan.
1.  Menyatukan pemahaman dan sikap dalam mengambil keputusan desa pekraman, mengingat tradisi/dresta agak berbeda dari daerah asal hingga diketemukan pemecahan atau solusi yang terbaik.
2.    Memberikan “Danda” atau Sanksi yang sifatnya mendidik bagi warga desa pekraman yang menyimpang atau melanggar dari aturan-aturan yang telah disepakati.
3.    Membentuk Desa Pekraman Kerta Buwana yang Ajeg dan berbudaya sesuai warisan para leluhur.


B.   ISI AWIG-AWIG
BAB I
KEDUDUKAN AWIG-AWIG
1.    Awig-awig Desa Pekraman adalah Sumber Hukum dari seluruh Awig-awig yang akan dibuat di setiap Banjar-banjar Adat
2.    Awig-awig Desa Pekraman berlaku dan harus ditaati oleh semua Umat Desa Pekraman Kerta Buwana.
3.    Perubahan Awig-awig bias dilakukan melalui Paruman Desa Pekraman yang di hadiri oleh :
-       Seluruh staf manggala Adat
-       Pemangku Desa Pekraman
-       Seluruh karma desa atau minimal separo lebih satu.
4.   Hal-hal yang belum diatur Awig-awig dapat dijalankan melalui keputusan yang diambil dalam parum desa pekraman atau keputusan rapat luar biasa yang disepakati.
BAB II
PEKRAMAN
1.    Desa Pekraman Kerta Buwana berdiri pada tahun 1982 seiring terbentuknya Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Sebamban II Blok C3 dan diketuai oleh seorang Bendesa Adat.
2.    Desa Pekraman Kerta Buwana terdiri dari 3 (tiga) Banjar Adat, yaitu :
-       Banjar Adat Indra Berata
-       Banjar Adat Pulosari
-       Banjar Adat Bineka Putra.
3.    Setiap Banjar Adat dipimpin oleh seorang Keliang Adat dibantu oleh staf atau Para Juru Arah (Sineman) yang dipilih sesuai hasil Sangkep Banjar Adat masing-masing.
BAB III
KAHYANGAN
1.    Desa Pekraman Kerta Buwana mempunyai Kahyangan Desa / Jagat, antara lain :
-       Pura Kahyangan Tiga
-       Pura Ulun Danu
-       Pura Jagat Natha
-       Pura Penataran Ped dan Batu Medau.
2.    Desa Pekraman Kerta Buwana juga mempunyai Pura yang pengemponnya Warga / umat tertentu, antara lain :
-       Pura Telaga Sakti
-       Pura Batu Paras
-       Pura Sekar Kuning
-       Pura Batu Kuning
-       Pura Matsan Badung
BAB IV
PEMANGKU
1.    Pemangku dipilih melalui Keputusan Paruman Desa Pekraman
2.    Pemilihan pemangku dilakukan dengan cara :
-       Penunjukan langsung
-       Nyanjan (Nunas Baos)
-       Nyonteng
-       Lekesan / undian dan disesuaikan dengan jumlah Pura.
3.    Calon Pemangku wajib mengalami proses Pewintenan yang dilakukan oleh yang berwenang dan biaya ditanggung oleh Desa Pekraman.
4.    Pemangku wajib Nganteb di Kayangan Arepan atau di Kayangan lain setelah mendapat izin dari Pemangku Ngarep dan disetujui oleh Bendesa Adat.
5.    Pemangku diwenangkan untuk Ngloka Pala Sraya.
6.    Pemangku diwajibkan mematuhi :
-       Sastra dan Weda
-       Sesana Gagelaran Kepemangkuan
-       Aturan atau Awig yang telah disepakati
7.    Pemangku berhak mendapat :
-       Sehananing leluputan
-       Busana kepemangkuan
-       Paica sesari yang pembagiannyan diatur oleh Bendesa Adat
-       Diasuransikan (bila ada).
8.    Pemangku tidak diwenangkan usul atau pendapat dalam paruman pekraman terkecuali diminta sarannya oleh Desa Pekraman.
9.    Pemangku dibolehkan me Tamba atau memberi penawar sepanjang tidak melanggar pasal / poin 6.
10.  Bila pemangku meninggal dunia Tan Wenang Kpendem patut Gineseng (mekinsan ring gni). Proses dan biaya ditanggung oleh Desa Pekraman.
11.  Pemangku dapat diberhentikan dalam Keputusan Paruman Desa Pekraman apabila :
-       Melanggar pasal / poin 6
-       Sakit Permanen
-       Usia terlalu Tua renta
-       Pindah alamat
-       Meninggal dunia.
BAB V
SARATI
1.    Jumlah sarati minimal 2 (dua) orang dan dipilih melalui Keputusan Parum Desa Pekraman.
2.    Calon Sarati wajib diwinten oleh yang berwenang dan biaya ditanggung Desa Pekraman.
3.   Sarati wajib memberikan contoh dan tauladan disaat Ngayah di Pura, dan mengutamakan ngayah di pura ngantos puput diatas kepentingan pribadi atau golongan.
4.    Calon Sarati diwajibkan mengetahui :
-       Bentuk bebanten sesuai tingkatan upakaranya
-       Sesananing Keseratian
-       Awig-awig Desa Pekraman
5.    Serati berhak mendapat :
-       Luput sehananing peturunan
-       Luput ayahan lanang terkecuali Sangkep
-       Paica sesari yang ditentukan oleh Bendesa Adat
6.    Sarati dapat diberhentikan apabila :
-       Melanggar Pasal / poin 4
-       Sakit permanen
-       Usia Tua renta
-       Pindah alamat
-       Meninggal Dunia.
BAB VI
DHARMA PARUMAN
1.    Paruman Desa Pekraman diadakan pada setiap Penanggal Ping 3 (tiga) Sasih Kedasa atau Paing Nyepi setiap setahun sekali yang disebut dengan Rapat Patokan.
2.  Pada saat Rapat Patokan, semua krama diwajibkan hadir memiliki hak suara yang sama terkecuali Pinandita.
3.    Disaat rapat patokan krama wajib memakai pakaian adat madia, datang tepat waktu, tidak boleh diwakilkan terkecuali waktu ngayah boleh diwakilkan.
4.   Penyampaian saran dan usul darma tatimbang disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti setelah mendapat arahan dan persetujuan dari pengurus.
5.   Bila melanggar pasal / poin 3 dikenakan denda atau sanksi sesuai kesepakatan terkecuali mepuangkid.
6.   Keputusan diambil atas musyawarah mupakat atau perhitungan suara separo lebih satu dari jumlah krama yang hadir.
7.    Dalam keadaan mendesak diadakan Paruman Luar Biasa oleh Bendesa Adat yang dihadiri oleh :
-       Semua Kelian Adat Banjar beserta juru-jurunya
-       Para Pinandita
-       Para sesepuh umat / warga
8.    Keputusan Paruman Luar Biasa dianggap sah sementara sepanjang menyangkut :
-       Meyadnya
-       Merancang bangunan Pura
-       Hal-hal lain yang dianggap penting
BAB VII
SEKHE GONG
1.    Sekhe Gong sifatnya berdiri sendiri dibawah naungan Desa Pekraman.
2.    Jumlah sekhe gong disesuaikan minimal ajangkepan peralatan yang ada.
3.    Anggota sekhe gong dipilih dan ditunjuk oleh Kelian Adat masing-masing Banjar Adat melalui penilaian dari Sekhe Gong dan mendapat persetujuan dari Bendesa Adat.
4.    Sekhe gong diwajibkan :
-       Menjaga keselamatan alat gong
-       Metabuh ritatkala Pujawali minimal duang tabuh.
-       Wajib hadir dalam Paru-parum patokan dan ngayah waktu Sang Kematian.
-       Mematuhi Awig-awig.
-       Melakukan regenerasi bila dipandang perlu.
5.    Hak-hak Sekhe Gong :
-       Luput ayah-ayahan lanang, ayah-ayahan istri tergantung kesepakatan di masing-masing Banjar Adat.
-       Mendapat suguhan (Snack)
-       Luput peson-peson (reramon) alat terkecuali Uang, Beras, Nyuh, Taluh, Biyu.
6.    Bila ada perbaikan Gong dan mencari pelatih tabuh, biaya ditanggung Desa Pekraman.
7.    Bila Gong kundangan (ke upah), 25 % (dua puluh lima persen) dari hasilnya disetorkan ke kas Desa Pekraman.
8.    Anggota sekhe gong boleh berhenti setelah mendapat izin dari sekhe gong dan persetujuan dari masing-masing Banjar Adat.
9.    Sekhe gong yang diijinkan berhenti Banjar Adat wajib mencarikan pengganti dengan mempertimbangkan bakat seni yang dimilikinya.
BAB VIII
PETURUNAN DAN AYAHAN
1.   Peturunan pis, baas, nyuh, taluh dan sejenisnya dibayar oleh semua warga desa pekraman terkecuali :
-       Yang dapat luputan untuk itu
-       Balu muani keni separo
-       Balu luh keni separo.
2.    Balu Luh (janda) dibebaskan dari ayah-ayahan lanang dengan segala peson-peson reramonnya.
3.    Balu Lanang (Duda) dibebaskan dari ayah-ayahan istri dengan segala peson-peson reramonnya.
4.    Peturunan disetorkan kepada Kelian Adat Banjar dengan batas waktu yang telah disepakati.
5.    Kelihan adat banjar wajib menyetor lunas peturunan ke kas Desa Pekraman sesuai batas waktu yang telah disepakati.
6.    Bila terjadi penunggakan urunan itu diselesaikan di Banjar Adat masing-masing.
BAB IX
J A D E
1.    Bila anak laki-laki terakhir sudah ikut me Krama adat maka kepada orang tuanya dibebaskan dari semua bentuk ayah dan peturunan yang disebut “ Jade “.
2.    Bila ada teruna (pemuda) desa pekraman yang sudah kawin sesudah tenggang waktu 3 bulan diwajibkan ikut me krama desa di masing-masing banjar adat.
3.    Bila tidak mempunyai sentana (anak) muani diberikan Hak Nyade setelah berumur 65 tahun.
4.    Bila anak laki-laki terakhir menderita sakit permanen seperti :
-       Lumpuh,
-       Ayan,
-       Dan penyakit lain yang tergolong berat,
Akan diberikan hak yang berlaku di pasal / poin 3.
BAB X
SEKHE TERUNA TERUNI
1.    Sekhe Teruna Teruni adalah organisasi yang mempunyai aturan dan pengurus sendiri yang berada di bawah naungan Desa Pekraman.
2.    Sekhe Teruna Teruni ikut dan aktif dalam kegiatan keagamaan keadatan.
3.    Remaja yang sudah berumur 16 tahun wajib ikut dalam Sekhe Teruna Teruni.
4.    Bagi krama yang mempunyai anak remaja lebih dari satu dibolehkan hanya satu yang ikut dalam Sekhe Truna Truni.
5.    Bagi remaja lanang (muani) bila tidak ikut Sekhe Truna Truni apabila dikemudian hari dia menikah dan naik menjadi krama desa pekraman akan dikenakan penanjung batu sesuai kesepakatan.
BAB XI
NGLUPIKA (NGAKAL)
1.    Yang digolongkan dengan Nglupika adalah :
-       Menentang Awig-awig
-       Tidak mau melaksanakan swadharmaning Desa Pekraman dan kewajiban ngayah dan peturunan.
2.    Bila ada krama adat yang Nglupika akan kena sanksi “ Kesepekang “ atau dikeluarkan dari Organisasi Adat Desa Pekraman stelah mendapat teguran dari :
-       Kelian Adat Banjar
-       Penglingsir
-       Bendesa Adat
3.    Sanksi adat berlaku bagi semua keluarganya dalam satu rumah (istri dan anaknya).
4.    Bagi krama adat yang kena sanksi “ Kesepakang “ tersebut diperjelas sebagai berikut :
-       Tidak boleh ke Pura Kayangan Desa
-       Tidak boleh minta bantuan atau ngundang krama desa di waktu beryadnya
-       Bila ada anggota keluarganya meninggal dunia wajib nebus tanah setra 5 x lipat penanjung batu dan Krama Desa tidak wajib membantu.
5.    Bila sang Nglupika nantinya ikut lagi mekrama desa, akan dikenakan penanjung batu 5 x lipat dan sanggup mematuhi Awig-awig Desa Pekraman.
6.    Sanksi Nglupika akan dijatuhkan melalui Keputusan Rapat Luar Biasa setelah melalui pendekatan dari hati ke hati menemui jalan buntu.
BAB XII
PENANJUNG BATU
1.    Penanjung Batu bersifat permanen dan berlaku sama di 3 (tiga) Banjar Adat
2.    Yang wajib kena Penanjung batu adalah :
-       Pindahan dari luar desa pekraman
-       Krama desa yang pindah secara sah ke desa lain dan nantinya kembali ke Desa Pekraman Kerta Buwana
-       Krama pecahan KK yang melanggar BAB X Pasal / Poin 5 (tentang Sekhe Truna Truni)
-       Krama yang kena sanksi “ Kesepe “
3.    Jumlah penanjung batu sebesar :
-       Beras III kg
-       Nyuh II bungkul
-       Taluh II butir
-       Uang II ribu rupiah.
4.    Penanjung Batu dibayar ke Kas Desa Pekraman sebagai bentuk penebus semua bangunan pura sudah permanen.
5.    Penanjung Batu bisa diganti dengan uang dengan menyesuaikan harga pada saat itu.
6.    Penanjung Batu harus sudah ditebus lunas dalam waktu 70 hari.
7.   Bagi krama yang kena penanjung batu karena Nglupika harus membayar minimal 50 % dari jumlah penanjung batu, sisanya diberi tempo 70 hari.
8.    Bila krama sudah menjadi anggota Desa Pekraman, dia wajib dikenakan penebusan kas yang ada saat itu di masing-masing Banjar Adat sebagai bentuk dia ikut memiliki Kas.
BAB XIII
B A L U
1.    Balu Lanang (duda) luput ayahan istri dan reramonnya. Urunan jinah tetep keni mungkul.
2.    Balu Istri (Janda) luput ayahan lanang dan reramonnya. Urunan keni separo sampai anak laki-lakinya memikul dan menek me krama desa.
BAB XIV
PENYADA MANGKU ALIT
1.    Penyada dibentuk dan dipilih berdasarkan keputusan Desa Pekraman.
2.    Penyada disesuaikan dengan jumlah Kayangan Desa dan mendapat Pewintenan dari Desa Pekraman.
3.    Tugas Penyade :
-       Mepasang dan ngelegar Wastra Pura
-       Membantu pemangku menyiapkan Piranti / sarana Upakara, nyiratang Tirta dan lain-lain setelah mendapat izin dari Pemangku.
4.    Hak Penyade :
-       Luput urunan piodalan dan reramon
-       Urunan bangunan Keni Separo.
BAB XV
BENDESA ADAT
1.    Bendesa Adat berkedudukan paling tinggi dalam Desa Pekraman.
2.    Bendesa Adat dipilih dan diberhentikan oleh Keputusan Parum Desa Pekraman.
3.    Bendesa Adat dibantu oleh :
-       Sekretaris (Penyarikan)
-       Bendahara (Arta Raksa)
-       Kelian Adat Banjar (Pengeliman)
-       Juru-juru arah (Sinoman)
4.    Bedesa Adat bertanggung jawab langsung atas segala kegiatan keagamaan, budaya dan adat dalam ruang lingkup Desa Pekraman.
5.    Kelian Adat Banjar dan Juru-juru Arah dipilih dan diganti melalui hasil Paruman Masing-masing Banjar Adat.
6.    Hak Bendesa Adat :
-       Luput semua urunan dan reramon
-       Menyelenggarakan rapat luar biasa bila dipandang perlu.
7.    Kewajiban Bendesa Adat :
-       Menyelenggarakan rapat patokan dan melaporkan keuangan selama 1 tahun.
-       Mengambil keputusan dan tindakan yang sifatnya mendesak dan setelah mendapat saran dari Pemangku.
BAB XVI
MENDEM SAWA
1.    Di luar krama desa bila hendak mendem sawa wajib nebus setra sesuai aturan yang berlaku.
2.    Di saat Dewasa, Rahat tan wenang amendem Sawa, umpama :
-       Purnama, Tilem
-       Rainan Gumi (Galungan, Kuningan)
-       Semut Sudulur Gede
-       Kala Gotongan
-       Pepedan.
3.    Bayi baru lahir “ Sadinaning Pati “ dados kependem.
4.    Disaat pujawali ring Kayangan, yening wenten kematian kedadosang mependem melarapan upakara pengalang sasih.
BAB XVII
CUNTAKA
1.    Cuntaka melahirkan 42 hari patut Keprayascita Byakaon baru boleh ngayah ke Pura.
2.    Apabila Nyolongin disatukan Nelu Bulanin, selama 3 bulan itu tidak dibolehkan ngayah ke Pura. Izin mepuangkid cuntaka sebatas 42 hari selebihnya dihitung denda.
3.    Cuntaka / Sebel kematian lamanya 3 hari setelah dilaksanakan Upakara Merereku. Cuntaka / sebel dinyatakan hilang atau habis.
BAB XVIII
BANGUNAN PURA
1.    Pembangunan / perehaban pura dilaksanakan atas Keputusan Paru Desa Pekraman.
2.    Setiap pembangunan / perehaban pura dapat dibentuk Panitia Pembangunan maksimal 3 orang :
-       Ketua
-       Sekretaris
-       Bendahara
3.    Panitia Pembangunan bertanggung jawab kepada Bendesa Adat.
4.    Panitia Pembangunan berhak mendapat luput urunan bangunan separo dan luput urunan di luar urunan bangunan dan reramon.
5.    Panitia Pembangunan dibubarkan setelah bangunan selesai dan penyampaian Laporan Keuangan kepada Bendesa Adat dihadapan Paruman Desa Pekraman.
BAB XIX
SKEHE – SKEHE / PERKUMPULAN
1.    Skehe atau perkumplan atau Organisasi yang berkiblat agama, adat dan budaya dapat dibentuk setelah mendapat persetujuan dari Bendesa Adat
2.   Sekhe atau perkumpulan dan segala bentuk aktivitasnya supaya jelas dan tidak bertentangan dengan Awig-awig Desa Adat
3.    Pelanggaran pasal / poin 1 dan 2 dapat dikenakan sanksi adat melalui keputusan Parum Luar Biasa.
BAB XX
PECALANG
1.    Bila dipandang perlu, Desa Pekraman dapat membentuk Pecalang
2.    Pecalang bertanggung jawab kepada Bendesa Adat
3.    Jumlah pecalang minimal 5 orang :
-       Banjar Adat Indra Berata 2 orang
-       Banjar Adat Pulosari 2 orang
-       Banjar Adat Bineka Putra 1 orang
4.    Tugas Pecalang :
-       Mengatur umat dalam kegiatan keagamaan, budaya maupun adat
-       Mengawasi dan penertiban umat didalam menjalankan Ritual Penyepian dan Melasti
5.    Hak Pecalang :
-       Mendapat pakaian seragam pecalang
-       Luput urunan dan peson-peson
-       Urunan bangunan keni separo
-       Ayah-ayahan tetep keni.
6.    Pecalang ditunjuk oleh masing-masing Banjar Adat melalui Parum Banjar Adat dan kemudian dapat diberhentikan oleh bendesa adat bila sudah melanggar kewajiban dan norma-norma agama dan adat.
BAB XXI
ATURAN TAMBAHAN
1.  Aturan Tambahan dapat dibuat dan dijadikan Awig-awig Desa Pekraman setelah melalui Keputusan Parum Desa Pekraman.
2.  Aturan Tambahan yang sifatnya sementara dapat diberlakukan sepanjang diperlukan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu.
3.    Hal-hal yang belum diatur dalam Awig-awig ini akan diatur dikemudian melalui Rapat-rapat atau Paruman Desa Pekraman.
4.    Perubahan Awig-awig dan aturan dapat dilakukan melalui kajian riil di masyarakat dan diputuskan melalui Parum Desa Pekraman.
XXII
PENUTUP / PAMUPUT
OM Anobadrah Kratawo yantu Wiswatah.
Demikian Awig-awig ini dibuat dibahas dan disahkan oleh Desa Pekraman Adat Kerta Buwana semoga Sweca Ida Sang Hyang Widi Wasa, Desa Pekraman dan Warga Desa Kerta Buwana Ngapti Sidaning Don, Doh Sahananing Papa Mala.
OM Ksamasampurna ya Nama Swaha
OM Santi Santi Santi OM

                                                                                                                Ditetapkan di   :  Kerta Buwana
                  Pada Tanggal  : Juni 2012
                         Mengetahui :
                         Ketua PHDI
                         Kecamatan Sungai Loban

                          I MADE SUARTAWAN, S.Ag 






Bendesa Adat,


I PUTU SEDANA
 Typed and Posted by :
I Wayan Sukadana, S.Hut

2 komentar:

  1. izin nyimax bozz...perdana ne di sini.hehe
    tak lupa saya ucpkan rahajeng nyangra galungan lan kuningan..mohon maaf lahir dan bathin

    BalasHapus
  2. Selamat Galungan dan Kuningan Mas Bozz... Mohon maaf lahir dan batin..
    Trims, sudi kiranya sudah mampir di Blog yang sederhana ini...

    BalasHapus